HALO JAKARTA

Penulis : Jendral Timur Muh. Alwi

Halo Jakarta, apa khabar?
Wajahmu semakin panas, ya?
Kehahangatanmu, ternyata
dirasakan seluruh bangsa.
Banyak hal terlupakan gara-gara kamu.
Apakah kamu juga ikut merasakan
para petani yang tak pernah putus
memberi makan wargamu
Apakah kamu ingat para nelayan
yang memberi asupan sepanjang hidupmu
Apakah kamu juga ikut memikirkan negaramu
bumi tempat kamu berpijak
langit tempat kau bernaung
hutan tempatkamu berajojing
laut tempat kamu melepas
dan menambatkan perahumu
setelah lelah berjibaku seharian
setelah jenuh mengukur jalan
setelah radangmu kambuh tersedak polutan
setelah perutmu bocor tergerogoti cacing selokan
Negara ini luas, bumi dan laut berpilin-pilin
merangkai zamrut Sang Maha Wikan
Negara ini jembar untuk kita wariskan
Negara ini pajang untuk kita ukur
sehayat bumi
selembar permadani
sebongkah batu permata
segumpal mutiara.
Janganlah kau lepas senyum
tanpa mengikut sertakan Indonesia
Janganlah kau bahagia tanpa merangkul
saudaramu nun jauh di halaman muka
Janganlah kamu bercumbu mesra
melupakan sanak saudaramu di pedalaman.
Jakarta miniatur bangsamu
saudara sekandung menunggumu berbaur
sebagai tanda kita satu
Jakarta
Janganlah kau terbarkan fitnah
di balik payung sang penabur berkah.
bagimu semestinya harga mati
memiliih dan dipilih
hak tanpa harus membuang
SAMPAH DEMOKRASI
ke dalam nampan
saudara-saudaramu
sekandung, sedarah
seibu bumi.