Warga Desa Towara Kritisi Pelepasan Lahan Plasma PT ANA Karna Dinilai Tidak Adil

MORUT – Konflik agraria di PT Agro Nusa Abadi (ANA) yang berada di wilayah Desa Towara semakin memanas. Pasalnya rencana pelepasan 266 Hektar untuk plasma dinilai sebagian warga tidak memenuhi rasa keadilan dan transparansi.

Dari sebuah vidio amatir yang didapatkan, menunjukkan perdebatan bahkan nyaris adu jotos antara beberapa warga Desa Towara dengan tim yang dibentuk oleh Pemerintah Desa Towara.

Bukan tanpa alasan, hal itu dipicu karna sebagian warga merasa kecewa dengan kerja tim, yang seharusnya melakukan proses verifikasi dan validasi lahan masyarakat secara transpransi.

Koordinator Aliansi Masyarakat Peduli Morowali Utara, Ambo Endre menilai, memanasnya situasi di Desa Towara karna Pemerintah Desa maupun tim yang dibentuk, terkesan tidak profesional dalam melakukan kinerjanya.

Padahal menurutnya, kalau mengacu pada pertemuan bersama Pemerintah Daerah Morowali Utara, bahwa Desa yang berada dlingkar sawit PT ANA, termasuk Desa Towara harusnya melakukan verifikasi dan validasi lahan masyarakat agar jelas objeknya.

Bahkan Ambo Endre menganggap kebijakan Kepala Desa Towara yang mengambil jalur penyelesaian tersendiri, akan menjadi bomerang maupun polemik ditengah masyarakat yang saat ini sedang berjuang mengambil hak atas tanahnya.

Skema penyelesaian ini di duga ditunggangi oleh PT ANA guna menghadapi para pemilik lahan. Dan skema ini terjadi dimasa transisi pilkada.

” Bahkan kami menduga ada bagi-bagi kuota dalam pelepasan 266 Hektar tersebut,” tuturnya. (7/6/25)

” Pentingnya proses penyelesaian yang terbuka dan adil, dengan melibatkan masyarakat sepenuhnya. Kalau tidak hanya memperkeruh situasi,” tambahnya.

Hal senada juga dikatakan Salah Satu Badan Pimpinan Serikat Petani Petasia Timur (SPPT) Samsul. Dia berharap Desa yang berada dilingkar sawit PT ANA agar segera melakukan proses verifikasi dan validasi lahan masyarakat.

” Ini kan terkesan mengadu domba sesama warga tanpa ada penyelesaian. Padahal Konflik agraria ini subtansinya adalah warga lingkar sawit berhadapan dengan PT ANA,” tegasnya.